ARTICLE AD BOX
Vaksinasi rabies bersama jajaran aparat desa setempat ini dilakukan secara door to door atau dari rumah ke rumah. Hasilnya, ada sebanyak 42 ekor hewan pembawa rabies (HPR) yang berhasil divaksin. HPR itu terdiri dari 41 ekor anjing dan 1 ekor kucing.
Kepala Seksi Veteriner Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpangan) Jembrana, drh I Gusti Ngurah Bagus Rai Mulyawan mengatakan, vaksinasi ini merupakan instruksi langsung dari pimpinan. Hal ini pun dilakukan menyusul adanya dugaan kuat kasus rabies pada manusia di desa setempat.
"Vaksinasi rabies emergency ini adalah tindak lanjut dari petunjuk pimpinan. Ketika ada indikasi kasus suspek rabies pada manusia, kami dari Dinas Pertanian sebagai sektor utama yang menangani kesehatan hewan, segera melakukan vaksinasi darurat untuk mencegah penyebaran lebih luas," ucap Rai Mulyawan.
Sebelum melaksanakan vaksinasi, dilakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat. Informasi yang dihimpun dari tim penyisiran pun menunjukan tingginya potensi risiko rabies di wilayah ini. Di mana per bulan Mei ini saja diketahui sudah ada 12 laporan kasus gigitan HPR di Desa Tegal Badeng Barat ini.
"Kami pun berharap agar setiap kasus gigitan segera dilaporkan dan diperiksakan ke fasilitas kesehatan terdekat. Karena ini yang paling penting untuk mencegah rabies pada manusia," ujar Rai Mulyawan.
Rai Mulyawan menambahkan, potensi rabies ini memerlukan perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat. Selain edukasi untuk memastikan pencegahan melalui vaksinasi HPR, pihaknya juga terus berupaya meningkatkan kesadaran warga akan bahaya rabies.
Sebelumya, Rai Mulyawan mengungkapkan bahwa upaya pencegahan melalui vaksinasi emergency di Desa Tegal Badeng Barat juga sudah sempat dilaksanakan pada bulan Maret 2025 lalu. Saat itu, ada ratusan ekor HPR yang divaksin. Sementara pada kegiatan vaksinasi kemarin, tim yang kembali melakukan penyisiran di desa setampat, berhasil memvaksin 42 ekor HPR.
"Kegiatan ini akan terus kami lakukan untuk melindungi masyarakat dan hewan peliharaan dari ancaman rabies. Dan kami juga berharap peran aktif semua pihak untuk sama-sama peduli terhadap ancaman rabies ini. Vaksinasi ini menjadi salah satu kunci pencegahan," ujar Rai Muliyawan.
Seperti diberitakan sebelumya, seorang bocah berusia 8 tahun berinisial AFW, dilaporkan meninggal dunia diduga akibat infeksi virus rabies. Bocah tersebut mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara, Senin (12/5) malam, dengan menunjukan gejala klinis mengarah rabies disertai riwayat gigitan HPR.
Sang bocah tersebut dinyatakan sempat digigit oleh anjing peliharaannya pada sekitar bulan Maret 2025 atau 2 bulan sebelumya. Namun kasus gigitan HPR itu tidak dilaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat sehingga korban telat mendapat penanganan dan tidak tertolong.7ode