ARTICLE AD BOX
Beragam lomba dan aktivitas digelar dalam rangka BBGRM 2025, mulai dari lomba mengolah barang bekas tingkat SD, lomba kerajinan dari bahan alami tingkat umum, festival susur sungai tingkat Sekaa Teruna (ST), hingga UMKM Expo dan lomba karaoke tingkat PKK.
Ketua LPM Desa Kesiman Petilan sekaligus Ketua DPC LPM Kecamatan Denpasar Timur, I Gede Yogi Pramana alias Jro Yogi, mengatakan BBGRM tahun ini dirangkaikan dengan Bantaran Ayung Creative Festival (B-Craft) sebagai bentuk penguatan potensi lokal.
“Hari pertama kami gelar kegiatan kenaikan tingkat Sanggar Tari Luang Kusuma, UMKM Expo, dan lomba karaoke PKK. UMKM Expo kami jadikan kegiatan iconic yang melibatkan seluruh ST dan krama banjar untuk bebas menjual produk unggulannya,” ujar Jro Yogi.
Ia menyebutkan bahwa UMKM Expo ini lahir dari refleksi kondisi pandemi Covid-19 lalu, saat banyak warga kehilangan pekerjaan namun justru tumbuh kreativitas dalam membuka usaha. “Saat itu banyak yang mulai jual nasi jinggo, makanan, minuman, kerajinan, dan lainnya. Jadi kami dorong agar kegiatan ini jadi ajang penguatan ekonomi lokal,” ujarnya.
Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan susur Sungai Ayung yang melibatkan partisipasi Wali Kota Denpasar, Camat Denpasar Timur, dan Bendesa Adat Kesiman. Selain itu, juga digelar lomba mengolah barang bekas dari bahan alami dan ditutup dengan seremoni penutupan BBGRM.
“Ke depan, kami harap kegiatan tidak hanya berhenti saat BBGRM. Kami akan terus buat gebrakan baru lewat kegiatan karang taruna, peringatan 17 Agustus, dan lainnya tanpa meninggalkan nilai budaya,” imbuh Jro Yogi.
Salah satu peserta, I Kadek Putra Santika alias Saprol, yang merupakan perwakilan ST Eka Jaya Banjar Abian Nangka Kaja, turut memanfaatkan kesempatan ini untuk memasarkan produk plakat dan dekorasi pernikahan. Ia juga didampingi rekannya yang menjual kopi lokal dan dupa hasil produksi mandiri.
“Saya sangat mengapresiasi BBGRM ini, karena benar-benar berdampak positif pada UMKM lokal. Harapannya, UMKM bisa naik kelas, tidak hanya sekadar jualan, tapi bisa memberi kehidupan bagi pelakunya,” kata Saprol yang sehari-hari bekerja di Perumda Pasar Sewaka Dharma.
Menurut Saprol, kegiatan ini perlu diperluas dan dibuat lebih meriah ke depannya agar mampu menjangkau lebih banyak pelaku usaha dan masyarakat. *m03