ARTICLE AD BOX
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam seminar nasional bertajuk ‘Semangat Kebangkitan Nasional Menuju Kesetaraan Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan’, yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Udayana, bertempat di Aula Fakultas Hukum Unud, Denpasar, Selasa (3/6).
“Era perjuangan emansipasi sudah dilakukan oleh para pejuang kita terdahulu, seperti RA Kartini. Saat ini, kita telah mewarisi era emansipasi, maka tugas kita adalah mengisi diri agar mampu bersaing, baik dengan kaum pria maupun sesama perempuan,” jelasnya.
Ny Putri Koster yang juga menjabat sebagai Ketua Dekranasda dan Pembina Posyandu Provinsi Bali, menambahkan bahwa saat ini negara sudah hadir dan mendukung emansipasi perempuan. Oleh karena itu, tidak ada lagi alasan bagi perempuan untuk tidak berkarya.
“Saat ini ada UU Nomor 7 Tahun 2017 yang mengatur keterwakilan perempuan minimal 30 persen dalam daftar bakal calon anggota legislatif. Ini bukti bahwa negara sudah hadir, jadi tidak perlu lagi menunggu-nunggu kesempatan,” imbuh Ny Putri Koster.
Menurutnya, penting bagi perempuan untuk terus mengisi diri agar tidak memiliki pengetahuan yang setengah-setengah dalam bersaing. Dia mengingatkan agar perempuan tidak hanya menjadi hiasan dalam kompetisi. Sebab, dia yakin jika perempuan memiliki kemampuan, mereka bahkan dapat menyaingi laki-laki.
“Kini kita sudah banyak melihat perempuan menjadi pemimpin, bukan hanya di perusahaan, tetapi juga sebagai kepala daerah hingga presiden. Ini adalah bukti bahwa perempuan memang siap bersaing,” tegasnya.
Namun demikian, dia juga menyampaikan bahwa emansipasi tidak hanya berada di ranah publik. Walaupun perempuan sibuk dengan urusan domestik, hal itu juga merupakan bentuk emansipasi. Menjadi ibu rumah tangga dan mengurus rumah tangga merupakan tugas berat dan mulia.
“Jangan remehkan perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga. Itu adalah keputusan mulia dan juga bentuk emansipasi. Bayangkan, seorang ibu bertugas menjadi guru, koki, hingga mengurus rumah. Itu pekerjaan berat yang tak bisa diukur dengan uang berapa pun,” tandasnya.
Kepada perempuan yang memilih berkiprah di ranah publik, dia berpesan agar tidak melupakan tanggung jawab di rumah, terutama dalam mendidik anak-anak. Dia berharap agar para perempuan tidak sepenuhnya menyerahkan pendidikan anak kepada pengasuh. Dia mengakui kehebatan perempuan yang mampu menyeimbangkan urusan domestik dan publik.
“Perempuan sekarang sudah bisa masuk ke semua lini, namun tetap tidak melupakan urusan domestik di rumah. Itulah kehebatan kita, maka berbanggalah menjadi perempuan,” tuturnya.
Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Prof Dr Putu Gede Arya Sumerta Yasa menyampaikan apresiasi atas kehadiran Ny Putri Koster. Menurutnya, Ny Putri Koster merupakan tokoh emansipasi perempuan karena mampu berkarya tanpa melupakan peran domestik.
Ketua Panitia sekaligus Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Fakultas Hukum Unud Dr Sagung Putri ME Purwani, mengatakan bahwa tujuan seminar ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi perempuan dalam pembangunan berkelanjutan, serta membangun kesetaraan dalam pengambilan keputusan.
Menurutnya, masyarakat yang adil, setara, dan berkelanjutan dapat diciptakan dengan meningkatkan kualitas hidup perempuan. Seminar ini juga menjadi bahan referensi bagi mahasiswa untuk menyusun tugas akhir mereka. Sebanyak 150 peserta menghadiri seminar ini, baik secara luring maupun daring. 7 adi