ARTICLE AD BOX
Mengusung tema "Sauryam Kavyam Bhasate – Silpas ca Dharmah Sanatanah", yang berarti "Keberanian Bersinar dalam Seni dan Seni adalah Dharma yang Abadi", festival ini bertujuan memupuk kecintaan pelajar terhadap seni dan budaya Bali di tengah arus modernisasi.
Ketua panitia Taksu Resman 2025, Kadek Satria Arya Dananjaya, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari tradisi tahunan yang telah dirintis para alumni. Meski baru duduk di kelas X, Satria mendapat kepercayaan memimpin panitia tahun ini.
“Antusias peserta sangat tinggi, apalagi banyak yang baru saja mengikuti lomba serupa di Banjar Kaja Panjer pada 10 Mei. Bahkan, beberapa peserta langsung datang mempersiapkan karya mereka di SMA 2 Denpasar agar tidak bolak-balik,” ujar Satria saat ditemui Minggu (11/5).
Ia menambahkan, jumlah peserta tahun ini mengalami peningkatan. Lomba ogoh-ogoh mini non-mesin tercatat diikuti sekitar 42-43 peserta, ogoh-ogoh mesin 13 peserta, tapel 38 peserta, dan sketsa ogoh-ogoh 43 peserta. Lomba ogoh-ogoh mini dan tapel menjadi kategori dengan jumlah peserta terbanyak.
“Meski perayaan Nyepi telah lewat, euforia lomba ogoh-ogoh mini dan tapel tetap tinggi,” tambahnya.
Lomba lainnya yang turut digelar adalah tari condong (diikuti 20 peserta), gender wayang berpasangan (16 peserta), serta baleganjur ngarap (6 grup), yang dilombakan pada hari kedua sekaligus pembagian hadiah kepada para pemenang.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dan turut dihadiri perwakilan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, perwakilan Kelurahan Panjer, Kepala Sekolah SMAN 2 Denpasar, para guru, serta para peserta.
“Kami berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan menjadi kontribusi nyata pelajar dalam pelestarian budaya Bali,” ujar Satria mengakhiri. *m03