ARTICLE AD BOX
Sinergi antara pecalang, aparat keamanan, dan masyarakat ini menjadi bentuk nyata toleransi yang telah lama terjalin di Pulau Dewata.
"Saat Sholat Ied nanti, umat Hindu akan turut membantu pengamanan dengan mengarahkan pecalang-pecalang yang ada di Bali. Kami juga akan memanfaatkan peran Babinsa serta pihak kepolisian dalam menjaga keamanan," ujar Danrem 163/Wira Satya, Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadisaputra, di sela-sela Apel Babinsa jajaran Korem 163 Wira Satya Denpasar, Bali, pada Jumat (14/3) di Gedung Institut Seni Indonesia (ISI) Bali.
Pada 29 Maret 2025, umat Hindu akan merayakan Hari Raya Nyepi, yang identik dengan suasana hening dan sakral. Sebagai bentuk toleransi, umat Islam dan pemeluk agama lainnya di Bali juga akan turut menjaga ketenangan selama prosesi tersebut berlangsung. Sebaliknya, pada saat pelaksanaan Sholat Ied, umat Hindu melalui pecalang akan berperan dalam memastikan keamanan dan ketertiban.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya menjaga kondusivitas dan toleransi antarumat beragama, terutama karena perayaan Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri tahun ini berdekatan. "Terkait pengamanan Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Nyepi Tahun 2025 yang waktunya berdekatan, hari ini kami mengadakan rapat di kepolisian, Polda Bali. Intinya, bagaimana kita menjaga toleransi umat beragama di Bali serta memastikan keamanannya," lanjut Brigjen Hadisaputra.
Selain peran pecalang, pengamanan Idul Fitri dan Nyepi di Bali juga akan melibatkan Babinsa serta aparat kepolisian. Brigjen Hadisaputra juga menyebutkan situasi keamanan saat ini berada dalam kondisi yang terkendali. Untuk itu ia mengimbau agar seluruh masyarakat Bali yang memiliki latar belakang heterogen agar tetap menjaga stabilitas dan keharmonisan.
"Kami mengimbau seluruh masyarakat Bali untuk tetap menjaga kondisi keamanan agar tetap kondusif. Dengan begitu, masyarakat dapat menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan dan Hari Raya Nyepi dengan khusyuk dan damai," tegasnya.
Kerja sama antara aparat keamanan dan masyarakat, termasuk tokoh adat dan agama, menjadi kunci dalam menjaga kedamaian. Tradisi toleransi di Bali yang sudah terjalin erat menjadi fondasi kuat dalam menciptakan suasana harmonis, terutama saat perayaan hari besar keagamaan yang berdekatan seperti tahun ini. 7 t