Peken Ten-Ten Banjar Pande, Ajang UMKM dan Budaya di Tengah Perayaan Galungan

5 hours ago 3
ARTICLE AD BOX
Kegiatan ini menjadi ruang ekspresi budaya sekaligus upaya pelestarian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Menariknya, meski berlangsung sederhana, kegiatan ini konsisten digelar rutin setiap enam bulan sejak resmi dinamai "Peken Ten-Ten" oleh STDC pada 2009 silam.

Nama “Ten-Ten” sendiri berasal dari istilah lokal “enten-enten” yang berarti "dadakan". Pasar ini awalnya memang digelar secara spontan tanpa nama resmi. Kini, setelah lebih dari dua dekade berjalan, Peken Ten-Ten mampu menampung lebih dari 120 lapak, yang mayoritas diisi pelaku UMKM dari wilayah Banjar Pande dan sekitarnya.

Ketua STDC I Gede Aditya Prabawa mengatakan, pelaksanaan tahun ini merupakan edisi ke-25. "Meskipun persiapan kali ini cukup mepet karena berdekatan dengan pengerjaan ogoh-ogoh dan Hari Raya Nyepi serta Idulfitri, Astungkara kegiatan ini bisa tetap berjalan lancar dan tetap mendapat antusiasme masyarakat," jelasnya.

Lapak-lapak yang hadir dalam Peken Ten-Ten menjajakan beragam produk khas, seperti kuliner tradisional Bali (sate, pesan clengis, jajanan pasar), pakaian adat, kerajinan tangan, hingga perlengkapan rumah tangga. Selain itu, panggung hiburan rakyat menampilkan seni pertunjukan seperti Barong Bangkung serta kreasi anak muda Banjar.

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, ditandai dengan pemukulan gong dan dihadiri anggota DPRD Provinsi Bali I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, anggota DPRD Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Gede Wirawan, Jro Bendesa Adat Pedungan I Gusti Putu Budiarta, dan Plt. Camat Denpasar Selatan Ida Bagus Made Purwanasara.

"Harapan kami, kegiatan ini bisa jadi momentum pemulihan ekonomi, khususnya di tengah tantangan kelangkaan barang dan inflasi belakangan ini. Peken Ten-Ten tidak hanya soal ekonomi, tapi juga menjaga budaya dan kebersamaan antarwarga," ujar Aditya.

Ia menambahkan, ke depan STDC akan mengevaluasi penyelenggaraan agar lebih matang dari sisi waktu dan koordinasi, termasuk memperhatikan fenomena sosial-ekonomi yang berkembang.

Peken Ten-Ten yang digelar dari pagi hingga malam selama dua hari ini diharapkan terus menjadi ajang sinergi antara pemuda, masyarakat, dan UMKM untuk mewujudkan desa adat yang tangguh secara budaya dan ekonomi. *m03

Read Entire Article