Tiga Bulan, 943 Kasus DBD, 2 Meninggal

7 hours ago 3
ARTICLE AD BOX
GIANYAR, NusaBali
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar menunjukkan hingga pertengahan April 2025 tercatat 943 kasus DBD dengan dua kematian. Rinciannya, 189 kasus pada Januari, 296 kasus pada Februari, 304 kasus pada Maret, dan 154 kasus hingga pertengahan April. Pada tahun 2024, jumlah kasus melonjak drastis menjadi 4.476 kasus dengan lima kematian. Belum lama ini, dilaporkan dua warga di Kecamatan Sukawati meninggal diduga akibat DBD. Dinas Kesehatan bersama UPTD Puskesmas Sukawati II segera melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) lapangan, penyuluhan rumah ke rumah, serta melakukan fogging fokus di wilayah terdampak.

Memastikan penyebab kematian, saat ini masih menunggu hasil audit internal dari rumah sakit yang menangani pasien. Kadis Kesehatan Kabupaten Gianyar, Dra Ni Nyoman Ariyuni MAP mengimbau masyarakat agar lebih waspada gejala DBD. Gejala awal DBD umumnya demam tinggi mendadak mencapai 40°C, sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, serta muncul ruam kemerahan di kulit. Ariyuni menegaskan, fase kritis DBD justru terjadi ketika demam mulai turun. “Pada fase ini, risiko kebocoran plasma darah meningkat sehingga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penumpukan cairan, penurunan trombosit, hingga perdarahan,” ujarnya, Minggu (27/4). 

Ariyuni mengingatkan masyarakat segera membawa anggota keluarga ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala DBD. Sebagai langkah pencegahan, Pemkab Gianyar menginstruksikan pelaksanaan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkesinambungan dengan metode 3M Plus yakni menutup rapat tempat penampungan air, menguras bak mandi secara rutin, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk. Upaya ini diperkuat melalui Surat Edaran Sekretaris Daerah Gianyar tertanggal 17 Januari 2025.

Melalui edaran tersebut, perbekel dan lurah se-Kabupaten Gianyar diwajibkan menggerakkan masyarakat di masing-masing banjar dan lingkungan untuk melaksanakan PSN 3M Plus. Melakukan pengawasan intensif di wilayah kasus DBD. Mereka juga diminta berkoordinasi dengan UPTD Puskesmas setempat guna menggelar penyuluhan, mendorong pemberdayaan masyarakat, dan memastikan wilayah sekitar kasus bebas dari jentik nyamuk. “Peran aktif masyarakat sangat menentukan dalam mengendalikan DBD. Jangan menunggu hingga terlambat. Bila mengalami gejala, segera periksa ke fasilitas kesehatan,” tegas Ariyuni. 7 nvi
Read Entire Article